Oleh Gus Ahmad Rifai
(فَصْلٌ) وَالسِّوَاكُمُسْتَحَبٌّفِيْكُلِّحَالٍإِلَّابَعْدَالزَّوَالِلِلصَّائِمِوَهُوَفِيْثَلَاثَةِمَوَاضِعَأَشَدُّاِسْتِحْبَابًا: عِنْدَتَغَيُّرِالْفَمِّمِنْأَزْمٍوَغَيْرِهِوَعِنْدَالْقِيَامِمِنَالنَّوْمِوَعِنْدَالْقِيَامِإِلَىالصَّلَاةِ.
Bersiwak itu hukumnya sunnah dalam setiap keadaan kecuali bagi yang berpuasa setelah zawal . Bersiwak sangat disunnahkan dalam 3 keadaan yaitu (a) saat terjadi perubahan bau mulut; (b) setelah bangun tidur; (c) ketika hendak melaksanakan shalat. (Fathul Qorib)
======
Berikut penjelasan dari matan diatas :
Definisi Siwak
Siwak secara bahasa memiliki definisi “menggosok”.
Adapun secara _syara’_, siwak berarti menggosok gigi dan area sekitarnya dengan sesuatu yang kasar.
Dasar Kesunnahan Siwak
Dalil disunnahkannya siwak adalah hadits Baginda Nabi Muhammad ﷺ berikut :
عنالنبيﷺأنهقال : لَوْلاَأَنْأَشُقَّعَلىَأُمَّتِيلأَمَرْتُهُمْباِلسِّوَاكِعِنْدَكُلِّصَلَاةٍ
Dari Nabi ﷺ beliau bersabda, “Kalau bukan karena akan memberatkan umatku maka akan kuperintahkan mereka untuk bersiwak setiap akan sholat”(HR. Bukhori Muslim)
رَكْعَتَانِبِسِوَاكٍخَيْرٌمِنْسَبْعِيْنَرَكْعَةًبِدُوْنِسِوَاكٍ
“Dua rokaat dengan bersiwak lebih baik daripada tujuh puluh rokaat tanpa menggunakan siwak.”(HR. Abu Nu’aim dan Ad Daruquthni)
Faedah Bersiwak
Bersiwak memiliki faedah yang sangat banyak, diantaranya dapat menambah tingkat kefasihan, kecerdasan, dan hafalan. Juga dapat menajamkan penglihatan, mempermudah ketika ajal, membuat musuh gentar, menggandakan pahala, memperlambat tumbuhnya uban, mewangikan bau mulut, menghilangkan noda dan kekuningan gigi, menguatkan gusi, memperoleh ridho Allah, memutihkan gigi, mewarisi kecukupan dan kemudahan, menghilangkan sakit kepala, menguatkan lambung, membersihkan hati, dan faedah yang paling besar adalah mempermudah membaca syahadat ketika maut.
Hukum Bersiwak
- Wajib
Bersiwak menjadi wajib jika berbarengan dengan menghilangkan najis yang ada dimulut. Maksutnya seperti ada kotoran dimulut, kemudian bisa menjadi bersih dengan siwak.
Siwak juga menjadi wajib jika dinadzarkan.
2. Sunnah
Sunnah merupakan hukum asal siwak, lebih ditekankan untuk bersiwak ketika wudhu, akan sholat, membaca Quran, tidur, dan ketika bau mulut.
3. Makruh
Dimakruhkan siwak bagi orang yang berpuasa setelah waktu zawal (tergelincirnya matahari)
Adapun menurut Imam Nawawi, tetap tidak dimakruhkan.
4. Khilaful Aula
Khilaful aula merupakan hukum diantara mubah dan makruh.
Yaitu bersiwak dengan siwak orang lain, tidak menjadi makruh jika niatnya adalah _bertabarruk_
5. Haram
Memakai siwak orang lain tanpa izin.
Cara Memegang Siwak
Adapun cara memegang siwak yang paling sunnah adalah dengan tangan kanan dengan cara meletakkan jari kelingking dan jempol diatassiwak dan jari telunjuk, tengah, dan manis diatassiwak.
Cara Menggunakan Siwak
Cara menggunakan siwak yang paling sunnah adalah dengan memulai dari gigi kanan atas, ke gigi kanan atas, lalu ke tengah, dilanjutkan ke gigi kiri atas, ke gigi kiri bawah, lalu ke tengah. Ulangi gerakan ini sebanyak 3x, lalu akhiri dengan membersihkan lidah dengan siwak dari pangkal lidah ke ujung lidah.
Penutup
Sunnahsiwak ini dengan menggunakan kayu yang basah. Juga boleh dengan sikat gigi dengan diniati sebagai siwak, atau dengan sesuatu lain yang berserat/kasar, seperti ujung lengan baju, dsb.
واللهأعلمبالصواب