HUKUM MENUTUP WADAH

Ngaji Fiqih

HUKUM MENUTUP WADAH

Adapun hukum menutup wadah adalah SUNNAH. Kesunnahan ini termaktub dalam beberapa sumber berikut :

– HR. Muslim

غَطُّوا الإِنَاءَ وَأَوْكُوا السِّقَاءَ فَإِنَّ فِي السَّنَةِ لَيْلَةً يَنْزِلُ فِيهَا وَبَاءٌ لاَ يَمُرُّ بِإِنَاءٍ لَيسَ عَلَيهِ غِطَاءٌ أَوْ سِقَاءٍ لَيسَ عَلَيهِ وِكَاءٌ إِلاَّ نَزَلَ فِيهِ مِنْ ذَلِكَ الْوَبَاءِ.

“Ada satu malam dalam setahun yang mana pada malam itulah turunnya wabah. Tidak ada satupun wadah yang tidak tertutup dan kantong air yang tidak terikat kecuali wabah itu masuk kedalamnya.” (HR. Muslim)

– Nadzom Shafwah al-Zubad

ويستحب في الأواني التغطية # ولو بعود خط فوق الآنيه

“Dan disunnahkan untuk menutup wadah, meski dengan sebongkah kayu yang dibentangkan di atasnya.”

(Sayyid Hasan Ahmad bin Kaff dalam kitab Al – Taqrirot Al- Sadidah halaman 70)