Bismillah wal hamdulillâh was sholâtu was salâmu ‘alâ rosûlillâh.
Ammâ ba’du.
Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas tentang sebuah sholawat yang sudah populer ditengah masyarakat tetapi sering dibid’ahkan oleh orang yang tidak paham lantaran dianggap sebagai sholawat yang syirik.
Sholawat yang akan kita bahas dalam kesempatan kali ini adalah Sholawat Nariyah.
Lafadz teks sholawat nariyah adalah sebagai berikut :
أللّهُمَّصَلِّصَلَاةًكَامِلَةًوَسَلِّمْسَلَامًاتَامًّاعَلَىسَيِّدِنَامُحَمَّدِالّذِيتَنْحَلُّبِهِالْعُقَدُوَتَنْفَرِجُبِهِالْكُرَبُوَتُقْضَىبِهِالْحَوَائِجُوَتُنَالُبِهِالرَّغَائِبُوَحُسْنُالْخَوَاتِمِوَيُسْتَسْقَىالْغَمَامُبِوَجْهِهِالْكَرِيْمِوَعَلَىآلِهِوَصَحْبِهِفِيْكُلِّلَمْحَةٍوَنَفَسٍبِعَدَدِكُلِّمَعْلُوْمٍلَكَ
Yuk kita bahas satu persatu tentang lafadz diatas.
*Lafadz _tanhallu bihil ‘uqodu_*
تَنْحَلُّبِهِالْعُقَدُ
_”Berkat Nabi ﷺ, ikatan (cedal) dapat hilang_
Dalam redaksi sholawat diatas disebutkan bahwa berkat menyebut nama Nabi Muhammad ﷺ, maka cedal dapat hilang. Pertanyaannya, apakah Rasulullah ﷺbenar benar dapat melepaskan kekakuan lidah seseorang?
Berkat air ludah Nabi ﷺ , cedal pada diri Sahabat Basyir dapat hilang
عَنْبَشِيْرِبْنِعَقْرَبَةَالْجُهَنِيّيَقُوْلُ: أَتَىأَبِيْعَقْرَبَةُالْجُهَنِيُّإِلىَالنَّبِيِّصلّىاللهعَلَيْهِوَسَلَّمَفَقَالَ: «مَنْهَذَامَعَكَيَاعَقْرَبَةُ»؟قَالَ: اِبْنِيْبَحِيْرٌ،قَالَ: «اُدْنُ»،فَدَنَوْتُحَتَّىقَعَدْتُعَلىَيَمِيْنِهِ،فَمَسَحَعَلىَرَأْسِيْبِيَدِهِ،وَقَالَ: «مَااسْمُكَ»؟قُلْتُ: بَحِيْرٌيَارَسُوْلَالله،قَالَ: «لاَ،وَلَكِنْاِسْمُكَبَشِيْرٌ»،وَكَانَتْفِيْلِسَانِيْعُقْدَةٌفَنَفَثَالنَّبِيُّصلّىاللهُعَلَيْهِوَسَلَّمَفِيْفِيَّ،فَانْحَلَّتْالْعُقْدَةُمِنْلِسَانِيْ،وَابْيَضَّكُلُّشَيْءٍمِنْرَأْسِيْمَاخَلاَمَاوَضَعَيَدَهُعَلَيْهِفَكَانَأَسْوَدَ.
“Sahabat Basyir bin Aqrabah al-Juhani berkata: “Ayahku Aqrabah mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu beliau bertanya: “Siapa anak ini yang bersamamu wahai Aqrabah?” Ayahku menjawab: “Anakku, Bahir.” Lalu beliau bersabda: “Mendekatlah!” Akupun mendekat, sehingga aku duduk di sebelah kanan beliau. Lalu beliau mengusap kepalaku dengan tangannya dan bertanya: “Siapa namamu?” Aku menjawab: “Bahir, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda: “Tidak. Tapi namamu Basyir.” Pada waktu itu, di lidahku ada kekakuan. Lalu Nabi ﷺmeludahi mulutku. Maka kekakuan itu lepas dari lidahku. Kemudian dalam perjalanan waktu, semua rambut kepalaku memutih, kecuali tempat rambut yang Nabi pernah meletakkan tangannya di situ, masih berwarna hitam.” (Al-Hafizh Ibnu Hajar, al-Ishabah fi Tamyiz al-Shahabah, juz 1 hlm 434, dan al-Hafizh al-Shalihi al-Syami, Subul al-Huda wa al-Rasyad juz 10 hlm 19).
Dalam hadits diatas telah dijelaskan bahwa cedalnya Sahabat Basyir dapat hilang dikarenakan beliau telah diludahi oleh Rasulullah ﷺ. Artinya, memang betul isi dari shalawat nariyah diatas, bahwa berkat Nabi ﷺ, cedal dapat hilang, sesuai dengan hadits tersebut.
2⃣ Seorang remaja yang belum bisa bicara, menjadi bisa bicara setelah menyebut nama ‘Rasûlullâh ﷺ’
عَنْشَمِرِبْنِعَطِيَّةَ،عَنْبَعْضِأَشْيَاخِهِ: أَنَّالنَّبِيَّصَلَّىاللهُعليهوسلمأُتِيَبِصَبِيٍّقَدْشَبَّلَمْيَتَكَلَّمْقَطُّ،قَالَ: مَنْأَنَا؟قَالَ: أَنْتَرَسُولُاللهِ.
“Dari Syamir bin Athiyah, dari sebagian gurunya, bahwa Nabi ﷺdidatangkan seorang anak yang telah menginjak remaja tetapi tidak bisa berbicara sama sekali. Beliau bertanya kepada anak itu: “Siapa aku?” Ia menjawab: “Engkau Rasulullah.” (Hadits riwayat al-Baihaqi dalam Dalail al-Nubuwwah, juz 6 hal 61.
Kita juga bisa menemukan hadits yang senada, sebagai berikut
عَنْشَمِرِبْنِعَطِيَّةَ،عَنْبَعْضِأَشْيَاخِهِقَالَ: جَاءَتِامْرَأَةٌبِابْنٍلَهَاإِلَىرَسُولِاللهِصَلَّىاللهعليهوسلمقَدْتَحَرَّكَ،فَقَالَتْ: يَارَسُولَاللهِإِنَّابْنِيهَذَالَمْيَتَكَلَّمْمُنْذُوُلِدَ،فَقَالَرَسُولُاللهِصَلَّىاللهُعَلَيْهِوَسَلَّمَ: «أَدْنِيهِ»،فَأَدْنَتْهُمِنْهُ،فَقَالَ: «مَنْأَنَا؟»فَقَالَ: أَنْتَرَسُولُالله .
“Dari Syamir bin Athiyyah, dari sebagian gurunya yang berkata: “Seorang wanita datang membawa anaknya kepada Rasulullah ﷺyang telah mampu bergerak-gerak. Lalu ia berkata: “Wahai Rasulullah, anakku ini tidak bisa berbicara sejak lahir.” Lalu Rasulullah ﷺmenjawab: “Dekatkan anakmu kepadaku.” Lalu wanita itu mendekatkan anak itu kepada beliau. Lalu beliau bertanya kepada anak itu: “Siapa aku?” Anak itu menjawab: “Engkau Rasulullah.” (Hadits riwayat al-Baihaqi, Dalail al-Nubuwwah juz 6 hlm 61).
Atas dasar hadits tersebut, diungkapkan bahwa anak tersebut akhirnya dapat berbicara dikarenakan menyebut nama Rasulullah ﷺ .
3⃣Gagap dapat hilang berkat doa Rasulullah ﷺ
رَوَىابْنُسَعْدٍعَنْعِكْرِمَةَوَالزُّهْرِيِّوَعَاصِمِبْنِعَمْرِوبْنِقَتَادَةَمُرْسَلاًأَنَّمِخْوَسَبْنمَعْدِيْكَرِبَ،قَالَ: يَارَسُوْلَالله،اُدْعُاللهَأَنْيُذْهِبَعَنِّيْالرِتَةَ،فَدَعَالَهُ،فَذَهَبَتْ.
“Ibnu Sa’ad meriwayatkan dari Ikrimah, al-Zuhri dan Ashim bin Amr bin Qatadah secara mursal, bahwa Mikhwas bin Ma’dikarib berkata: “Hai Rasulullah, doakan kepada Allah agar menghilangkan kegagapan dalam berbicara dariku.” Lalu beliau mendoakannya, maka kegagapan itupun hilang.” (Al-Shalihi, Subul al-Huda wa al-Rasyad fi Sirah Khair al-‘Ibad juz 10 hlm 20).
4⃣ Dalam beberapa riwayat diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa Rasulullah ﷺmerupakan sebab atau perantara hilangnya kegagapan seseorang dalam perkataannya. Maka dari itu, pantaslah kiranya beliau dipuji atas mukjizatnya yang agung tersebut.
Membahas kalimat yang dicantumkan dalam shalawat-shalawat susunan para ulama, didalamnya merupakan ungkapan dari kebesaran dan keagungan Baginda Rasulullah ﷺyang bersumber dari Al Qur’an dan hadits-hadits. Sehingga pendapat Wahabi yang menolak adanya sholawat tersebut sesungguhnya menunjukkan kesempitan akal dari mereka sendiri.