╔═════ ?? ═════╗
Mengaminkan doa BID’AH !
BENARKAH ?
╚═════ ?? ═════╝
Part 2
Oleh Gus Ahmad Rifai
? Imam Nawawi dalam Syarh Shohih Muslim berkata :
قَالَ الْإِمَامُ مُـحْيِ الدِّيْنِ النَّوَوِيُّ فِيْ كِتَابِهِ شَرْحِ صَحِيْحِ مُسْلِمٍ: “تُقِرُّ بِأَنَّ الْخَالِقَ الْمُدَبِّرَ، الْفَعَّالَ هُوَ اللهُ وَحْدَهُ، وَهُوَ الَّذِيْ إِذَا دَعَاهُ الدَّاعِيْ اِسْتَقْبَلَ السَّمَاءَ، كَمَا إِذَا صَلَّى الْمُصَلِّيْ اِسْتَقْبَلَ الْكَعْبَةَ، وَلَيْسَ ذَلِكَ لأَنَّهُ مُنْحَصِرٌ فِي السَّمَاءِ كَمَا أَنَّهُ لَيْسَ مُنْحَصِرًا فِيْ جِهَةِ الْكَعْبَةِ، بَلْ ذَلِكَ لِأن السَّمَاءَ قِبْلَةُ الدَّاعِيْنَ، كَمَا أَن الكعبةَ قِبْلَةُ الْمُصَلِّيْنَ”.
Telah berkata al-Imam Muhyiddin an-Nawawi di dalam kitabnya Syarh Sahih Muslim: Kamu menetapkan sesungguhnya Dialah yang mencipta, yang mentadbir, yang berkuasa melakukan apa saja yang dikehendaki-Nya dan Dialah [Allah] yang apabila seseorang berdoa kepada-Nya, dia menghadap ke langit [menengadahkan tangan ke langit] sebagaimana orang yang bersembahyang menghadap ke Ka`bah, dan ini bukanlah bermakna Allah meliputi [berada] di langit sepertimana Allah tidak meliputi [berada di] Ka`bah, sebaliknya langit merupakan kiblat bagi orang-orang yang berdoa, begitu juga ka`bah menjadi kiblat bagi orang-orang yang bersembahyang” .
? al-Imam al-Hafiz Ibn Hajar al-`Asqalani al-Syafi`e al-Asy`ari rahimahullah (W. 852 H) dalam Fath al-Bari:
قَالَ الْحَافِظُ ابْنُ حَجَرٍ الْعَسْقَلَانِيُّ فِيْ كِتَابِهِ فَتْحِ الْبَارِيِّ: “اَلسَّمَاءُ قِبْلَةُ الدُّعَاءِ كَمَا أَنَّ الْكَعْبَةَ قِبْلَةُ الصَّلَاةِ”.
“Langit merupakan kiblatnya doa sebagaimana ka`bah merupakan kiblatnya sholat“
5⃣ Mengusap wajah setelah berdoa
? Hadits dari Ibnu ‘Abbas ra.
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِذَا دَعَوْتَ اللَّهَ فَادْعُ بِبَاطِنِ كَفَّيْكَ ، وَلَا تَدْعُ بِظُهُورِهِمَا ، فَإِذَا فَرَغْتَ ، فَامْسَحْ بِهِمَا وَجْهَكَ
Dari Ibnu ‘Abbas ra. berkata, Nabi Muhammad saw. bersabda : Jika engkau berdoa kepada Allah, maka berdoalah dengan menggunakan bagian dalam dari kedua telapak tangan kalian, dan jangan engkau berdoa dengan menggunakan bagian luar dari telapak tangan kalian. Dan apabila kamu telah selesai berdoa, maka usapkanlah telapak tanganmu tersebut kepada wajahmu. (HR. Ibnu Majah no. 1171)
? Hadits dari ‘Umar bin Khottob ra.
عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، قَالَ : ” كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَفَعَ يَدَيْهِ فِي الدُّعَاءِ لَمْ يَحُطَّهُمَا حَتَّى يَمْسَحَ بِهِمَا وَجْهَهُ “
Dari ‘Umar bin Al Khathab radhiallahu’anhu, ia berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, apabila mengangkat kedua tangannya saat berdo’a, beliau tidak menurunkannya hingga beliau mengusap wajahnya terlebih dahulu dengan kedua telapak tangannya” (HR. Tirmidzi no. 3366)
? Hadits dari Ayah Sa’ib bin Yazid
عَنْ السَّائِبِ بْنِ يَزِيدَ ، عَنْ أَبِيهِ ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ” كَانَ إِذَا دَعَا فَرَفَعَ يَدَيْهِ مَسَحَ وَجْهَهُ بِيَدَيْهِ “
dari Sa’ib bin Yazid dari ayahnya bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam jika berdoa beliau mengangkat kedua tangannya untuk mengusap wajahnya dengan keduanya. (HR. Ahmad no. 17943, Abu Daud no. 1492)
6⃣ Menyertai dengan pujian kepada Allah
Bisa kita buka di Surat Al Fatihah, disitu Allah mengajarkan kepada kita cara berdoa, di ayat 1 s.d. 5 berisi pujian kepada Allah, baru di ayat 6 dan 7 berisi doa.
كُلُّ أَمْرٍ ذِيْ بَالٍلاَ يُبْدَأُ فِيْهِ بِالْحَمْدِ فَهُوَأَقْطَعُ
“Segala urusan penting yang tidak dimulai di dalamnya dengan alhamdulillah, maka urusan itu akan terputus“. (HR. Ibnu Majah no. 1894)
Kyai-Kyai kita umumnya mengajarkan permulaan doa dengan ungkapan :
أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ, بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ, حَمْدًا يُوَافِى نِعَمَهُ وَ يُكَافِى مَزِيْدَهُ, يَا رَبَّنَا َلَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِي لِجَلاَلِ وَجْهِكَ وَ عَظِيْمِ سُلْطَانِكَ
Pujian inilah yang dikatakan oleh Al Imam Abdullah bin Alwi Al Haddad sebagai pujian yang sempurna kepada Allah swt.
7⃣ Menyertai dengan sholawat kepada Nabi saw.
سَمِعَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- رَجُلاً يَدْعُو فِى صَلاَتِهِ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَى النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- « عَجِلَ هَذَا ». ثُمَّ دَعَاهُ فَقَالَ لَهُ أَوْ لِغَيْرِهِ « إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ فَلْيَبْدَأْ بِتَحْمِيدِ اللَّهِ وَالثَّنَاءِ عَلَيْهِ ثُمَّ لِيُصَلِّ عَلَى النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- ثُمَّ لِيَدْعُ بَعْدُ بِمَا شَاءَ ».
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendengar seseorang memanjatkan doa dalam shalatnya, lalu ia tidak memanjatkan shalawat pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau pun berkata, “Orang ini terlalu tergesa-gesa dalam doanya.” Kemudian beliau memanggilnya lalu menegurnya atau mengatakan pada lainnya, “Jika salah seorang di antara kalian berdoa, maka mulailah dengan memuji Allah, menyanjung-Nya, lalu bershalawat pada Nabi saw, lalu mintalah doa yang diinginkan.” (HR. Tirmidzi no. 3477 dan Abu Daud no. 1481)
إِنَّ الدُّعَاءَ مَوْقُوفٌ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ لاَ يَصْعَدُ مِنْهُ شَىْءٌ حَتَّى تُصَلِّىَ عَلَى نَبِيِّكَ -صلى الله عليه وسلم-
“Sesungguhnya doa itu diam antara langit dan bumi, tidak naik ke atas hingga engkau bershalawat pada Nabimu shallallahu ‘alaihi wa sallam” (HR. Tirmidzi no. 486)
diawali dengan sholawat
أَللهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَ صَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
dan diakhiri dengan sholawat
وَ صَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ آلِهِ وَ صَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
atau
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ, وَ سَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ, وَ الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
?Kesimpulan :
? Jaga lisan kita dalam mengomentari sesuatu yang belum kita pahami. Terutama sesuatu yang diajarkan oleh Para Kyai dan Para Guru.
? Ada beberapa kawan kita yang mudah sekali menuduh dengan kalimat “TIDAK ADA DALILNYA”.
Ketahuilah “Tidak Ada Dalilnya” itu berbeda dengan “Tidak Tau Dalilnya”.
? Salahsatu contohnya adalah masalah mengangkat tangan ketika berdoa, mengaminkan, dan mengusap wajah setelah selesai berdoa, dimana amalan ini telah diamalkan oleh Para Ulama’ dan akhir-akhir dihantam habis-habisan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Wal iyadzu billah. Padahal ternyata amalan ini merupakan sesuatu yang diajarkan langsung oleh Baginda Muhammad saw.
BuyaSoni Media ?️
FB, Youtube : Buya Soni
IG : @buyasoni @daarulhidayah
Telegram : Buya Soni Official
Website : www.daarulhidayah.com
========= ❁❁❁❁ =========
? WA Grup Buya Soni
☏ 0853-2335-5549
? Diizinkan untuk di sebarluaskan