MALAM NISHFU SYA’BAN Malam Penuh Berkah yang sering di Bid’ahkan

“`Oleh : Gus Ahmad Rifai“`

Sesuatu bisa menjadi mulia karena berbagai macam faktor dan alasan. Begitu juga bulan-bulan dalam kalender Islam. Bulan Dzulqo’dah, Dzulhijjah, Muharrom, dan Rajab merupakan bulan mulia karena ia termasuk dalam asyhurulhurum, bulan yang dimuliakan oleh Allah SWT bahkan orang Arab ketika bulan tersebut dilarang untuk menumpahkan darah.

Begitu pula Bulan Romadhon yang menjadi mulia karena didalamnya Allah SWT jor-joran dalam memberikan nikmat dan karunia kepada Umat Islam berupa rahmat, ampunan, dan pembebasan dari api neraka sebagaimana kita tau.

Bulan Sya’ban bagaimana ??

Bulan Sya’ban menjadi bulan yang mulia bagi kita Umat Nabi Muhammad saw karena dalam Bulan tersebut, Allah SWT menurunkan wahyu tentang Sholawat kepada Nabi saw. Ayat tersebut adalah Quran Surat Al Ahzab ayat 56 :

إِنَّاللَّهَوَمَلَائِكَتَهُيُصَلُّونَعَلَىالنَّبِيِّيَاأَيُّهَاالَّذِينَآمَنُواصَلُّواعَلَيْهِوَسَلِّمُواتَسْلِيمًا

Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersholawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersholawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya dengan sebaik-baiknya salam.

Bulan Sya’ban juga menjadi mulia karena pada bulan ini terjadi tutup buku amal manusia, dan hal ini akan dilaporkan kepada Allah SWT Baginda Nabi Muhammad saw bersabda :

ذاكَشَهْرٌيَغْفُلُالنَّاسُعَنْهُبَيْنَرَجَبٍوَرَمَضَانَ،وَهُوَشَهْرٌتُرْفَعُفِيهِالأَعْمَالُإلَىرَبِّالْعَالَمِينَ،وَأُحِبُّأَنْيُرْفَعَعَمَلِيوَأَنَاصَائِمٌ

“Sya’ban itu bulan antara Rajab dan Ramadhan. Bulan ini banyak diabaikan oleh umat manusia, padahal dalam bulan ini (Sya’ban) amal-amal hamba itu diangkat (dilaporkan) kepada Tuhan alam semesta. Aku ingin amalku diangkat (dilaporkan) kepada Allah sedangkan aku dalam keadaan berpuasa.” (HR. Nasai no. 2351)

Dan ternyata di bulan Sya’ban terdapat sebuah malam yang sangat spesial, malam itulah yang kita kenal dengan sebutan Malam Nishfu Sya’ban” atau Malam Pertengahan Bulan Sya’ban yaitu malam tanggal 15 Sya’ban.

Ada apa di Malam NishfuSya’ban ?

  1. Terbukanya pintu Ijabah.

Baginda Nabi Muhammad saw bersabda :

إِذَاكَانَتْلَيْلَةُالنِّصْفِمِنْشَعْبَانَ،فَقُومُوالَيْلَهَاوَصُومُوانَهَارَهَا. فَإِنَّاللَّهَيَنْزِلُفِيهَالِغُرُوبِالشَّمْسِإِلَىسَمَاءِالدُّنْيَا. فَيَقُولُ: أَلاَمِنْمُسْتَغْفِرٍلِيفَأَغْفِرَلَهُأَلاَمُسْتَرْزِقٌفَأَرْزُقَهُأَلاَمُبْتَلًىفَأُعَافِيَهُأَلاَكَذَاأَلاَكَذَا،حَتَّىيَطْلُعَالْفَجْرُ

Jika malam NishfuSya’ban telah tiba, hidupkanlah malamnya dengan ibadah, hidupkan siangnya dengan berpuasa. Karena sesungguhnya ketika masuk malam NishfuSya’ban, (rahmat) Allah swt turun ke langit dunia. Ketika itu Allah swt berkata, “Adakah yang meminta ampun kepada-Ku, sehingga Aku mengampuninya. Adakah yang meminta rezeki kepada-Ku, sehingga Aku memberinya rezeki. Adakah yang sedang tertimpa musibah, sehingga Aku menyelamatkannya. Demikian Allah terus memberikan tawaran sampai terbitnya fajar. (HR. Ibnu Majah)

Sahabat Abdullah bin Umar ra. mengatakan :

إِنَّالدُّعَاءَيُسْتَجَابُفِيْخَمْسِلَيَالٍ: فِيْلَيْلَةِالجْـُمُعَةِ،ولَيْلَةِالأَضْحَى،ولَيْلَةِالفِطْرِ،وأَوَّلِلَيْلَةٍمِنْرَجَبٍ،ولَيْلَةِالنِّصْفِمِنْشَعْبَانَ

Sesungguhnya doa akan dikabulkan di lima malam, yaitu: malam Jum’at, malam Hari Raya Idul Adha, malam Idul Fitri, Malam awal di Bulan Rajab dan malam NishfuSya’ban.

(Hal serupa juga dikatakan oleh Imam Syafi’i dalam Al Umm juz 1 hal 231 dan Sunanul Kubra Al Baihaqi, juz 5 hal. 110)

  1. Terbukanya pintu ampunan.

Baginda Nabi Muhammad saw. bersabda :

إنَّاللهـعَزَّوَجَلَّـيَنْزِلُلَيْلَةَالنِّصْفِمِنْشَعْبانَإلىالسَّماءِالدُّنْيافَيَغْفِرُلأكْثَرَمِنْعَدَدِشَعرِغَنَمِكَلْبٍ

Sesungguhnya (ampunan) Allah SWT turun dimalam NishfuSya’ban hingga ke langit dunia. (Ia) memberikan ampunan sebanyak bulu domba yang dimiliki oleh suku Kalb. (HR. Tirmidzi Dan Ibnu Majah)

Saking banyaknya ampunan yang diberikan Allah SWT di malam tersebut, hingga Baginda Nabi memberikan perumpaan ‘sebanyak bulu seluruh domba milik Suku Kalb”

Dalam riwayat yang lain,

عَنْعَبْدِاللهِبْنِعَمْرٍوعَنْرَسُوْلِاللهِصَلىَّاللهُعَلَيْهِوَسَلَّمَقَالَ : يَطَّلِعُاللهُعَزَّوَجَلَّإِلىَخَلْقِهِلَيْلَةَالنِّصْفِمِنْشَعْبَانَفَيَغْفِرُلِعِبَادِهِإِلاَّلاِثْنَيْنِمُشَاحِنٍوَقَاتِلِنَفْسٍ . أخرجهأحمد

“Dari Abdullah bin ‘Amr, dari Rasululloh SAW bersabda: “Allah SWT melihat kepada makhluk-Nya pada malam NishfuSya’ban, lalu memberikan ampunan kepada hamba-hamba-Nya kecuali dua orang yang tidak diampuninya, yaitu orang yang bermusuhan dan pembunuh orang.” (HR. Ahmad 2/176)

Dalam riwayat yang lain,

عَنْمُعَاذِبْنِجَبَلٍعَنِالنَّبِيِّصَلَّىاللهُعَلَيْهِوَسَلَّمَقَالَ : يَطَّلِعُاللهُإِلَىخَلْقِهِلَيْلَةَالنِّصْفِمِنْشَعْبَانَفَيَغْفِرُلِجَمِيْعِخَلْقِهِإِلاَّلِمُشْرِكٍأَوْمُشَاحِنٍ  . أخرجهابنحبانفيصحيحهوالطبراني،وأبونعيمفيالحلية.

“Dari Mu’adz bin Jabal, dari Rasulullah SAW bersabda: “Allah SWT melihat kepada makhluk-Nya pada malam NishfuSya’ban, lalu memberikan ampunan kepada seluruh makhluk-Nya kecuali kepada orang yang menyekutukan Allah atau orang yang bermusuhan.” (HR. IbnHibban 12/481, Thobroni 20/109)

Bahkan Ustad Nashiruddin al-Albani (Ustadz yang sering dijadikan rujukan oleh teman2 kita salafi, beliau wafat tahun 1999 Masehi) menilai hadits tersebut sebagai shohih sebagaimana beliau tulis dalam Silsilah al-Ahaditsal-Shohihah 1144.

  1. Malam NishfuSya’ban menurut sebagian Ulama adalah malam dapat dirubahnya takdir manusia.

Dalam Tafsir Baghowi, ketika menjelaskan Quran Surat Ad Dukhon ayat 1-5, beliau menyebutkan :

وَقَالَعِكْرِمَةُ : هِيَلَيْلَةُالنِّصْفِمِنْشَعْبَانَيُبْرَمُفِيهَاأَمْرُالسَّنَةِوَتُنْسَخُالْأَحْيَاءُمِنَالْأَمْوَاتِفَلَايُزَادُفِيهِمْأَحَدٌوَلَايُنْقَصُمِنْهُمْأَحَدٌ .

Sayyidina Ikrimah mengatakan, “Sesungguhnya malam yang diberkati tersebut adalah malam NishfuSya’ban. Pada malam tersebut ditetapkanlah urusan manusia setahun dan di malam tersebut orang yang hidup (dapat) di hapus (daftarnya) dari daftar orang yang meninggal. Kemudian (setelah malam itu) tidaklah ditambah seorangpundidalamnya dan tidak dikurangi seorangpun di dalamnya.

=====

Setelah kita tau bahwa malam NishfuSya’ban merupakan salah satu malam yang agung. Bagaimana status hukum amalan-amalan yang kita ‘khususkan’ di malam tersebut ?

Yuk lihat pendapat Ibnu Taimiyah (Ustadz yang sering dijadikan rujukan oleh teman2 kita salafi). Beliau mengatakan :

وَقَدْسُئِلَابْنُتَيْمِيَّةَرَحِمَهُاللهُتَعَالَىعَنْصَلاَةِلَيْلَةِالنِّصْفِمِنْشَعْبَانَفَأَجَابَ : إِذَاصَلَّىاْلإِنْسَانُلَيْلَةَالنِّصْفِوَحْدَهُأَوْفِيْجَمَاعَةٍخَاصَّةٍكَمَاكَانَيَفْعَلُطَوَائِفُمِنَالسَّلَفِفَهُوَحَسَنٌ. وَقَالَفِيْمَوْضِعٍآخَرَ : وَأَمَّالَيْلَةُالنِّصْفِفَقَدْرُوِيَفِيْفَضْلِهَاأَحَادِيْثُوَآَثاَرٌوَنُقِلَعَنْطَائِفَةٍمِنَالسَّلَفِأَنَّهُمْكَانُوْايُصَلُّوْنَفِيْهَافَصَلاَةُالرَّجُلِفِيْهَاوَحْدَهُقَدْتَقَدَّمَهُفِيْهِسَلَفٌوَلَهُفِيْهِحُجَّةٌفَلَايُنْكَرُمِثْلُهَذَا.

“Ibnu Taimiyah ditanya tentang sholat malam NishfuSya’ban, maka ia menjawab: “Apabila seseorang menunaikan shalat pada malam NishfuSya’ban, sendirian atau bersama jamaah tertentu sebagaimana dikerjakan oleh banyak kelompok kaum salaf, maka hal itu baik.” Di tempat lain, Ibnu Taimiyah juga berkata: “Adapun malam NishfuSya’ban, telah diriwayatkan banyak hadits dan atsar tentang keutamaannya dan telah dikutip dari sekelompok kaum salaf bahwa mereka menunaikan shalat pada malam itu. Jadi shalat yang dilakukan oleh seseorang sendirinya pada malam tersebut, telah dilakukan sebelumnya oleh kaum salaf dan ia mempunyai hujjah, oleh karena itu hal seperti ini tidak boleh diingkari.” (Majmu’ Fatawa Ibni Taimiyah [3/131-132].

Al-Hafizh Ibnu Rajab al-Hanbali, salah seorang murid Ibnu Taimiyah, mengatakan :

وَلَيْلَةُالنِّصْفِمِنْشَعْبَانَكَانَالتَّابِعُوْنَمِنْأَهْلِالشَّامِيُعَظِّمُوْنَهَاوَيَجْتَهِدُوْنَفِيْهَافِيالْعِبَادَةِ،وَكَانَخَالِدُبْنِمَعْدَانَوَلُقْمَانُبْنِعَامِرٍوَغَيْرُهُمَامِنْتَابِعِيالشَّامِيَقُوْمُوْنَفِيالْمَسْجِدِلَيْلَةَالنِّصْفِ،وَوَافَقَهُمُاْلإِمَامُإِسْحَاقُابْنُرَاَهَوْيهعَلىَذَلِكَ،وَقَالَفِيْقِيَامِهَافِيالْمَسَاجِدِجَمَاعَةً : لَيْسَذَلِكَبِبِدْعَةٍ

“Malam NishfuSya’ban, Ulama Tabi’in dari penduduk Syam mengagungkannya dan bersungguh-sungguh menunaikan ibadah pada malam tersebut. Khalid bin Ma’dan, Luqman bin Amir dan lain-lain dari kalangan tabi’in Syam mendirikan shalat di dalam Masjid pada malam NishfuSya’ban. Perbuatan mereka disetujui oleh al-Imam Ishaq Ibnu Rahawaih. Ibnu Rahawaih berkata mengenai shalatsunnah pada malam NishfuSya’ban di Masjid-masjid secara berjamaah: “Hal tersebut tidak termasuk bid’ah.” (al-Hafizh Ibnu Rajab al-Hanbali, dalam Kitab Lathoifal-Ma’arif hal 263)

Sudah jelas ya Insya Allah ? Jadi di malam NishfuSya’ban, kita disunnahkan memperbanyak amalan, bebas mau amalan apapun, seperti perintah Baginda Nabi saw.

“Tapi kok itu baca Yasin 3x ?”

Hloh kan tadi barusan udahdijelasin, amalan apapun bebas.. hehe…

Tentang Surat Yasin, sebagaimana diterangkan oleh Imam Ibnu Katsir

أنمنخصائصهذهالسورةأنهالاتقرأعندأمرعسيرإلايسرهاللهتعالى

Sesungguhnya dari kekhususan surat (Yasin) ini, bahwa sesungguhnya tidak mungkin Surat ini dibaca dalam perkara yang sulit kecuali pasti Allah mempermudahnya. (Tafsir Ibnu Katsir 3/742)

Bacaan Yasin 3x, yang masing2 diniatkan untuk panjang umur dalam kesehatan dan ketaatan, rezeki yang banyak dan berkah, serta meminta meninggal dalam keadaan husnulkhotimah juga bukan merupakan sebuah kesalahan. Bahkan hal tersebut merupakan sebuah kesunnahan sebagaimana dalam Hadits Bukhori tentang 3 orang yang terjebak didalam gua yang masing2 berdoa dengan bertawassul menggunakan amal sholeh.

Jadi, mari kita hidupkan malam NishfuSya’ban dengan memperbanyak amal didalamnya !

Walloohua’lam bis showaab.

Salam Banyak Amal