Bagaimana sebenarnya Taraweh sesuai sunnah Nabi Muhammad saw ?

Bagaimana sebenarnya Taraweh sesuai sunnah Nabi Muhammad saw ?

Oleh: Buya Soni

Jawaban :

Shalat tarawih adalah shalat sunah dengan niat tertentu yang dikerjakan pada setiap malam Bulan Ramadhan setelah shalat isya’. Hukum shalat tarawih adalah sunah ‘ainiyah muakkadah baik bagi laki-laki maupun perempuan yang mukallaf. Berikut pembahasannya :

  1. Sholat Taraweh di Zaman Nabi Muhammad SAW

–           Hadits Riwayat Baihaqi, Thabrani, Abu Syaibah dari Sahabat Ibnu Abbas ra.

عَنْ اِبْنِ عَبَاسَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّى فِىْ شَهْرِ رَمَضَانَ فِىْ غَيْرِ جَمَاعَةٍ عِشْرِيْنَ رَكْعَةً وَاْلوِتْر. رواه البيهقى والطبرنى.

Dari Sahabat Ibnu Abbas ra. Mengatakan : “Rasulullah saw sholat di bulan Ramadhan (dengan) tidak berjamaah sejumlah bilangan 20 rakaat ditambah Witir (HR. Baihaqi 2/698, Thabrani 11/393, Abu Syaibah 2/164)

Komentar Ulama tentang Ke-shohih-an hadits Nabi Muhammad saw sholat taraweh 20 rokaat

وَفِىْ تَخْرِيْجِ أَحَادِيْثَ الرَّافِعِيْ لِلْاِمَامِ اْلحَاِفظْ اِبْنِ حَجَرَ مَا نَصَّهُ حَدِيْثُ اَنَّهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى بِالنَّاسِ عِشْرِيْنَ رَكْعَةً لَيْلَتَيْنِ فَلَمَّا كَانَ فِىْ لَيْلَةِ الثَّالِثَةِ اجْتَمَعَ النَّاسُ فَلَمَّا يَخْرُجَ اِلَيْهِمْ ثُمَّ قَالَ مِنَ الْغَدِّ خَشِيْتُ اَنْ تَفْرُضَ عَلَيْكُمْ فَلَا تُتِيْقُوْنَهَا. متفق على صحته من حديث عائسة رضي الله عنها دون عدد الركعات.

Imam Rofi’I memberikan komentar untuk hadist milik Imam Ibnu hajar tentang hadist bahwa Rasulullah saw sholat bersama kaum muslimin sebanyak 20 rakaat di 2 malam bulan Ramadhan. Ketika tiba di malam ketiga, orang-orang berkumpul, namun Rasulullah tidak keluar. Kemudian, pagi harinya beliau bersabda : “Aku takut Tarawih diwajibkan atas kalian, dan kalian tidak mampu melaksanakannya. Hadist ini disepakati keshahihannnya, tanpa mengesampingkan hadist yang diriwayatkan Aisyah yang tidak menyebut rakaatnya. (Hamisy Muhibbah Juz 2 hal. 446)

  1. Sholat Taraweh di Zaman Sahabat Nabi SAW.

Hadits Riwayat Imam Bukhori no. 1871

عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَبْدِ الْقَارِيِّ اَنَّهُ قَالَ خَرَجْتُ مَعَ عُمَرَ بْنِ اْلخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ لَيْلَةٌ فِىْ رَمَضَانَ اِلَى اْلمَسْجِدِ فَاِذَا النَّاسُ اَوْزَاعٌ مُتَفَرَّقُوْنَ يُصَلِّ الرَّجُلُ لِنَفْسِهِ وَيُصَلِّ الرَّجُلُ فَيُصَلِّ بِصَلَاتِهِ الرَّهْطُ فَقَالَ عُمَرُ اِنِّي اَرَى لَوْ جَمَعْتُ هَؤُلَاءِ عَلَى قَارِئٍ وَاحِدٍ لَكَانَ اَمْثَلَ ثُمَّ عَزَمَ فَجَمَعَهُمْ عَلَى أُبَيَّ بْنِ كَعْبٍ ثُمَّ خّرَجَتْ مَعَهُ لَيْلَةً أُخْرَى وَالنَّاسُ يُصَلُّوْنَ بِصَلَاةِ قَارِئِهِمْ قَالَ عُمَرَ نِعْمَ البِدْعَةُ هَذِهِ. (رواه البخاري, ١٨١٧)

“Diriwayatkan dari Abdurrohman bin Abdul Qori, beliau berkata, “Saya keluar bersama Sayyidina Umar bin Khatthab ke masjid pada bulan Ramadhan. (Didapati dalam masjid tersebut) orang-orang shalat tarawih sendiri-sendiri. Ada yang shalat sendiri-sendiri dan ada yang shalat dengan berjama’ah ”. Lalu Sayyidina Umar berkata, “Saya punya pendapat andaikata mereka aku kumpulkan dalam jama’ah dengan satu imam, niscaya itu lebih bagus”. Lalu beliau mengumpulkan mereka dengan seorang imam, yakni sahabat Ubay bin Ka’ab. Kemudian satu malam berikutnya, kami datang lagi ke masjid dan orang-orang sudah melaksanakan dengan berjamaah. Umar berkata, “ Sebaik-baiknya bid’ah adalah ini. (Shalat tarawih dengan berjama’ah)”. (HR. Bukhari no. 1871).

Hadist Riwayat Imam Malik dari Sahabat Yazid bin Rumman.

عَنْ مَالِكٍ عَنْ يَزِيْد بْنِ رُمَّانَ اَنَّهُ قَالَ: كَانَ النَّاسُ يَقُوْمُوْنَ فِىْ زَمَنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ بِثَلَاثِ وَعِشْرِيْنَ رَكْعَةً.( رواه الامام مالك فى الموطأ).

“Dari Malik, dari Yazid bin Rumman, ia mengatakan : Orang-orang mengerjakan (sholat Tarawih+Witir) pada zaman Umar bin Khatthab sebanyak 23 rakaat”. (HR. Imam Malik, dalam kitab al-Muwatha, Juz I hlm. 138)

Pendapat Jumhur Ulama’ mengenai sholat taraweh di zaman Sahabat Nabi SAW.

وَصَحَّ النَّاسُ كَانُوْا يُصَلُّوْنَ عَلَى عَهْدِ عُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيِّ عِشْرِيْنَ رَكْعَةً. وَهُوَ رَأْىُ الْجُمْهُوْرِ الْفُقَهَاءِ.

Benar bahwa kaum muslimin mengerjakan sholat pada zaman Umar, Utsman, dan Ali sebanyak 20 rakaat, dan inilah pendapat mayoritas Ulama Fiqih. (Fiqh Sunah, Juz 2 hal. 45)

  1. Sholat Taraweh menurut Ulama’

–           Hadist Riwayat Baihaqi dari Sahabat Saib bin Yazid

وَمَذْهَبُنَا اَنَّ التَّرَاوِيْحَ عِشْرُوْنَ رَكْعَةً لِمَا رَوَى اْلبَيْهَقِيُّ وَغَيْرُهُ باِلْاِسْنَادِ الصَّحِيْحِ عَنِ السَّائِبِ بْنِ يَزِيْدَ الصَّحَابِيِّ رَضِيَ للهُ عَنْهُ قَالَ: كُنَّا نَقُوْمُ عَلَى عَهْدِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ بِعِشْرِيْنَ رَكْعَةً وَاْلوِتْر _ هَكَذَا ذَكَرَهُ اْلمُصَنِّفُ وَاسْتُدِلَّ بِهِ.

Madzhab kita (Syafi’iyah) menyatakan : sholat Tarawih itu dikerjakan 20 rakaat. Ini berdasarkan pada hadist Nabi yang diriwayatkan Imam Baihaqi dengan sanad shahih, dari Saib bin Yazid, ia mengatakan : kita mengerjakan sholat Tarawih pada masa Umar bin Khatthab dengan 20 rokaat ditambah Witir. (Al Hawi lil Fatawa lis Suyuthi juz 1 hal. 350 dan Fathul Wahhab juz 1 hal. 58)

Tarawehnya Ulama’

وَأَكْثَرُ أَهْل الْعِلْمِ عَلَى مَا رُوِيَ عَنْ عُمَرَ وَعَلِيٍّ وَغَيْرِهِمَا مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيّ صلى الله عليه وسلم عِشْرِيْنَ رَكْعَةً, وَهُوَ قَوْلُ الثَّوْرِيّ, وَابْنِ الْمُبَارَك, والشَّافِعِي, وَقَالَ الشَّافِعِيُّ وَهَكَذَا أَدْرَكْتُ بِبَلَدِنَا بِمَكَّةَ يُصَلُّوْنَ عِشْرِيْنَ ركْعَةً

Dan mayoritas ulama’ adalah seperti apa yang diriwayatkan dari Sahabat Umar dan Ali serta para sahabat selain Beliau berdua yaitu (melaksanakan taraweh) sejumlah 20 rokaat. Dan inilah pendapat Imam Ats Tsauriy, Ibnul Mubarok, dan Asy-Syafi’i. Imam Syafi’i berkata : “Inilah yang aku jumpai di kota saya Makkah, mereka menunaikan sholat (taraweh) sejumlah 20 rokaat. (Tirmidzi dalam sunannya no. 734)

Imam Hanafi, Syafi’i, dan Hambali juga mengatakan bahwa sholat taraweh dilaksanakan dengan 20 rokaat. Bahkan Imam Maliki mengatakan yang paling sempurna adalah 36 rokaat (Al Mabsuth juz 2 hal. 145)

Termasuk para ulama’ hadits juga melaksanakan sholat taraweh dengan 20 rokaat, diantaranya Imam Bukhori, Imam Muslim, Imam Nasai, Imam Ibnu Khuzaimah karena mereka bermadzhab Syafi’i. (Risalatu Ahlissunnah wal jama’ah hal 15)

  1. Sholat Taraweh menurut Ulama’ Nusantara
  • KH. Hasyim Asy’ari (Pendiri Nahdlatul Ulama / NU)

Beliau menunaikan sholat taraweh sejumlah 20 rokaat karena beliau bermadzhab Syafi’i. (Risalatu Ahlissunnahwal Jama’ah hal 9)

  • KH. Ahmad Dahlan (Pendiri Muhammadiyah)

Dalam bukunya yang berjudul Fiqih Muhammadiyah jilid 3 hal 50-51 diterbitkan oleh Muhammadiyah bagian Taman Poestaka Jogjakarta tahun 1343 H, beliau menuliskan dengan arab pegon :

صلاة تراويح ياايكوه صلاة روغ فولوه ركعات, سبن رغ ركعات كوذو سلام

“Sholat Taraweh yoiku sholat rong puluh roka’at, saben rong rokaat kudu salam.” Sholat taraweh adalah sholat dua puluh rokaat, setiap dua rokaat harus salam.

  1. Hadist Riwayat Bukhari tentang 11 rokaat

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ مَا كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَزِيْدُ فِى رَمَضَانَ وَلَافِى غَيْرِهِ عَلَى اِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً

(رواه البخارى,١٠٧٩)

“Dari Sayyidatuna Aisyah-Radhiyallohu’anha, ia berkata ,”Bahwa Rosululloh tidak pernah menambah (shalat malam) pada bulan Romadhon atau bulan selain Romadhon melebihi sebelas rekaat”. (HR. Bukhari no. 1079)

Hadist diatas sering dijadikan dalil shalat tarawih 11 rakaat. Namun menurut keterangan dalam Kitab Tuhfah al-Muhtaj, Juz 11, hal 229 yang mengutip pendapat Ibnu Hajar Al-Haitami mengatakan bahwa hadist tersebut bukanlah dalil sholat tarawih 11 rakaat melainkan dalil shalat witir karena disitu disebutkan bahwa sholat malam yang dimaksud adalah sholat malam yang dapat dilakukan baik di bulan Romadhon maupun selainnya, sedangkan sholat taraweh hanya dilaksanakan di bulan Romadhon. Dari sini, maka hadits diatas bukan menerangkan sholat taraweh, tetapi sholat witir. Sehingga berdasarkan riwayat tersebut bahwa Nabi Muhammad SAW melaksanakan shalat witir dan bilangan maksimalnya adalah sebelas rakaat.

Dalam kitab Kasyfu at-tabarih dikatakan :

وَاِذَا كَانَ اْلاَمْرُ كَذَلِكَ عَلِمْنَا اَنَّ اللَّذِيْنَ صَلُّوْا التَّرَاوِيْحَ الْيَوْمَ ثَمَانَ رَكَعَاتٍ مُخَلِّفُوْنَ لِلْاِجْمَاعِ اِنْ كَانَ فِى اَمْرٍ مَعْلُوْمٍ مِنَ الدِّيْنِ بِاالضَّرُوْرَةِ فَهُوَ كَافِرٌ وَاِلَّا فَهُوَ فَاسِقٌ وَهُمْ مُخَالِفُوْا أَيْضًا لِسُنَّةِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ وَمَنْ خَالَفَ سُنَّةَ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ فَقَدْ خَالَفَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ غَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِاَنَّهُ قَالَ فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِيْ وَسُنَّةِ خُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اْلمَهْدِيِّيْنَ مِنْ بَعْدِيْ (رواه ابو داود والترميذ اھ كشف التباريح ص ١٤)

Dan jika permasalahannya seperti itu (dalil yang Qot’I adalah dalil ijma’ yang membenarkan bilangan rakaat tarawih 20 rakaat) maka dapat kita ketahui bahwa mereka yang melaksanakan shalat tarawih 8 rakaat adalah bertentangan dengan ijma’ dan orang yang menyalahkan/mengingkari ijma’ tentang permasalahan yang sudah pasti dalam agama adalah kafir atau fasik dan mereka juga bertentangan dengan sunah khulafaur Rosyidin dan orang yang bertentangan dengan khulafaur Rosyidin juga bertentangan dengan Nabi SAW, karena Nabi saw bersabda “Berpegang teguhlah kamu sekalian dengan sunahku dan dengan sunah Khulafaur Rosyidin yang memberi petunjuk sesudahku” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)

  1. Pelaksanaan Sholat Taraweh WAJIB dengan 2 rokaat salam – 2 rokaat salam

عَنِ ابْنِ عُمَرَ اَنَّ رَجُلًا سَأَلَ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم عَنْ صَلَاةِ الَّليْلِ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم صَلَاةُ اللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى (رواه البخارى,٩٣٦ ومسلم, ١٢٣٩ والترمذى ١٠٤,والنسائ,١٦٥٩,وابو داود,١١٣,وابن ماجه,١١٦٥)

Dari Ibnu Umar ra. : “Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah tentang shalat malam.” Maka Nabi menjawab, “Shalat malam itu (dikerjakan) dua rokaat-dua rokaat” (HR. Bukhari no. 936, Muslim no. 1239, Tirmidzi no. 401, Nasa’I no. 1650, Abu Dawud no. 1130 dan Ibnu Majah no. 1165).

ويجب التسليم من كل ركعتين, فلو صلى أربعا منها بتسليمة لم تصح

Wajib hukumnya untuk memisah sholat sunnah (taraweh) tiap 2 rokaat dengan salam. Apabila ia sholat dengan 4 rokaat salam, maka hal tersebut tidak sah. (Fathul Mu’in juz 1 hal 265, hal senada juga bisa ditemukan dalam Al Iqna’ juz 1 hal 117, Al Majmu’ juz 4 hal 32)

  1. Sholat Taraweh 8 rokaat Sah asalkan 2 salam, karena minimal sholat taraweh adalah 2 rokaat.

ولو صلى بدون عشرين, حصل له ما فعله

Apabila ia sholat (taraweh) kurang dari 20 rokaat, maka (sholatnya sah) dan ia mendapatkan seperti apa yang ia kerjakan. (At Taushiyah lis Syafi’iyyah hal. 52)

Kesimpulannya bahwa Sholat Taraweh dengan 20 rokaat merupakan Ijma’ (keputusan bersama) dari seluruh Sahabat Nabi SAW beserta para Ulama’ berdasarkan atas apa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, sehingga bagi kita, tidak diperkenankan untuk menyalahkan atau menjelekkan apa yang telah menjadi hal yang di sepakati oleh para sahabat karena hal tersebut merupakan tindakan yang sangat tercela karena sebenarnya kita juga diperintahkan untuk berpegang teguh kepada sunah Khulafaur Rosyidin.

Mengenai pelaksanaan sholat taraweh 8 rokaat, hukumnya adalah tetap sah asalkan dilaksanakan dengan 2 rokaat salam, karena sebenarnya minimal sholat taraweh adalah 2 rokaat. Tetapi, bagi kita yang melaksanakan sholat taraweh 8 rokaat, jaga lisan kita untuk tidak menyalahkan yang 20 rokaat, karena justru 20 rokaat itulah yang paling sunnah di dalam syariat Islam. Wallahu a’lam bisshowab.