Bagaimana keyakinan Ahlussunnah Wal Jama’ah terhadap Allah SWT ?

Oleh “`Gus Ahmad Rifai“`

  1. Sesungguhnya Ahlussunnah Wal Jama’ah meyakini bahwa Allah SWT adalah Sang Maha Pencipta alam semesta, Ia berdiri pada Dzat-Nya sendiri, tidak membutuhkan terhadap apa dan siapapun, bahkan semuanya butuh kepada-Nya, Allah tidak menjadi tambah kuasa karena ketaatan hamba-Nya, dan kekuasaan-Nya tidak berkurang sedikitpun walau semua makhluq bermaksiat kepada-Nya.
  1. Tuhan kita yang Maha Suci tidak terikat dan tidak butuh pada tempat, baik tempat tinggal maupun tempat tujuan, tidak butuh kepada gerakan maupun kepada diam, tidak butuh kepada pergi maupun datang, tidak terikat pada jauh maupun dekat secara hakikat, tidak terikat pada sesuatu yang terpisah maupun sesuatu yang tersambung, tidak terikat pada bentuk dan jasmaniah, tidak bisa dibatasi oleh arah.
  1. Apabila ada salahsatu dari hal tersebut diatas yang terjadi, maka akan mengurangi kebesaran Allah SWT, dan itu mustahil. Karena hal-hal diatas ada batasnya, ada permulaan, juga ada pengakhiran, ada ukuran serta ada kadar, dan semua yang dibatasi oleh permulaan, pengakhiran, ukuran, kadar, maka itu adalah ciri dari makhluq. Dalam hal ini, Allah SWT berfirman :

وَكُلُّشَيْءٍعِنْدَهُبِمِقْدَارٍ

“dan segala sesuatu ada ukurannya di sisi-Nya.” (QS. Ar Ro’d:8).

  1. Semua yang berbentuk, baik diukur melalui panjang dan lebar, warna, bau, dan lain sebagainya itu adalah makhluq. Bagaimana dengan Allah ? Kalau Allah berbeda dengan makhluqnya. Allah SWT berfirman :

_لَيْسَكَمِثْلِهِشَيْءٌ ۖ وَهُوَالسَّمِيعُالْبَصِيرُ_

“Tidak ada satupun yang menyamai Dzat-Nya, Dia adalah Maha Mendengar dan Maha Melihat.” (QS. Asy Syuro:11).

  1. Maka, semua pertanyaan yang jawabannya mengandung pada unsur bentuk, ukuran, kadar, warna, waktu, tempat, dan semua hal terbatas lainnya tidak pantas ditanyakan atau dihubungkan kepada Allah SWT yang tidak bisa dibatasi dengan apapun.

Sebagaimana pertanyaan, “Bagaimana bentuk Allah ?”, “Berapa mata-Nya ?”, “Berapa tinggi-Nya?”, “Dimana Ia?” dst, karena pertanyaan-pertanyaan tersebut membutuhkan jawaban atas sesuatu yang terbatas. Maka bagaimana mungkin pertanyaan semacam ini disambungkan dengan Dzat Allah Yang Maha Suci dan Perkasa ?

  1. Inilah Aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah yang juga aqidah Nabi Muhammad SAW beserta para sahabat ra. Maka wajib hukumnya kita berpegangan kepada aqidah ini dan menghindari aqidah-aqidah yang sesat agar kita bisa diselamatkan di hari pembalasan nanti. Aamiin.

Mari terus belajar

واللهأعلمبالصواب