Alasan ‘si Dia’ Menyalahkan Yasinan Part 2 : Yasinan Dosa Karena Mengkhususkan Hari ke 3, 7, 40, dst

Oleh “`Gus Ahmad Rifai“`

بسماللهوالحمدللهوالصلاةوالسلامعلىرسولاللهسيدنامحمدإبنعبداللهوعلىآلهوصحبهومنوالاه

Di kesempatan ini, alhamdulillah kita kembali lagi dengan materi Yasinan, membahas tentang alasan kedua kenapa orang melarang Yasinan yaitu :

Mengkhususkan hari untuk ibadah dimana pengkhususan hari tersebut tidak pernah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW

Adapun dalam Bab Yasinan ini, ‘si dia’ menyalahkan adanya hari-hari khusus yang digunakan masyarakat untuk berkumpul melaksanakan ibadah, yaitu membaca Al Quran (Yasin, Al Ikhlas, Al Falaq, An Nas, dll) dan pengkhususan hari untuk ibadah tersebut tidak pernah diajarkan, dicontohkan, atau diperintahkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Untuk itu, dengan alasan ini ‘si dia’ menganggap bahwa Yasinan itu salah dan pelakunya mendapat dosa.

Apakah benar seperti itu ? Monggo kita Simak dulu aja penjelasan berikut ini :

  1. Konsistenlah

Apabila alasan tersebut benar-benar konsisten digunakan oleh ‘si dia’ maka seharusnya yang dibilang berdosa/salah bukan hanya ahlussunnah waljamaah yang menyelenggarakan ibadah yasinan di hari2 khusus.

Coba pahami kata-katanya :

Si Dia bilang

“Apabila ada sebuah ibadah yang dilaksanakan dengan waktu yang khusus dimana waktu tersebut tidak pernah dicontohkan oleh Nabi Muhammad maka ibadah tersebut tertolak dan berdosa”

Jika kalimat ini digunakan secara konsisten, maka yg berdosa bukan cuma yasinan, berarti termasuk Al Hidayah juga berdosa dong karena Al Hidayah melaksanakan Sholawat dan Kajian Rutin setiap Ahad Pahing. Sholawat dan pengajian itu kan merupakan ibadah, dilaksanakan di hari Ahad Pahingdimana Kanjeng Nabi tidak pernah melaksakan pengajian di hari Ahad Pahing maka bagi Al Hidayah hukumnya berdosa dong (?)

Selanjutnya temen2 Muhammadiyah di Solo punya rutinan pengajian tiap Sabtu Pagi. Pertanyaannya apakah Nabi SAW mengajarkan untuk membuat ibadah pengajian dan mengkhususkan waktunya setiap Sabtu pagi? Jawabannya tidak pernah juga. Brarti temen2 Muhammadiyah berdosa dong (?)

Kemudian ada teman2 MTA yg mengadakan pengajian tiap Ahad Pagi, pengajian itu ibadah bahkan ia beri nama sebagai jihad pagi.  Tentu dinamakan sebagai ibadah, ibadah harinya hari ahad. Pertanyaannya apakah Nabi SAW juga mengkhususkan waktu untuk pengajian ? Tidak pernah. Brarti MTA ikut dosa juga dongs (?)

Padahal apabila kita amati, seluruh organisasi Islam di Indonesia memiliki waktu yg rutin, waktu yang khusus digunakan untuk berkumpul, digunakan untuk pengajian, digunakan untuk beribadah dan pengkhususan waktu tersebut tidak pernah dicontohkan oleh Kanjeng Nabi Muhammad saw. Sehingga kalau konsisten maka insya Allah tidak ada satupun ormas islam di Indonesia yg selamat dari dosa ini. hehehe?

  1. Diatur khusus / tidak ?

Ibadah dibagi menjadi dua:

Satu, ibadah yg caranya, waktunya, dan tempatnya diatur khusus oleh Allah SW. Maksudnya, tidak boleh membuat cara, waktu, atau tempat yang melanggar ketentuan syariat.

Seperti Sholat, ia memiliki waktu khusus yang telah diatur Allah.

إِنَّالصَّلَاةَكَانَتْعَلَىالْمُؤْمِنِينَكِتَابًامَّوْقُوتًا

Sesungguhnya sholat itu wajib bagi kaum mukmin dan memiliki waktu (yang telah ditentukan). (QS. An Nisa’:103)

Contoh yang kedua adalah Haji. Diatur oleh Allah waktu, tempat dan cara: Tanggal 8 Dzulhijjah ntukmabit di Muzdalifah. Tanggal 9 melaksanakan wukuf di Arofah. Tgl 10,11,12 melempar jumrah. Tempatnya harus di mekah dan sekitarnya. Caranya ditentukan oleh Allah SWT. Apabila ada orang haji yang tanggal nyadiluar tanggal tersebut atau tempatnya diluar kota Makkah. Maka itu adalah _bid’ahdholalah_ kenapa? Karena haji merupakan rangkaian ibadah yang caranya, waktunya dan tempatnya diatur oleh Allah swt dan tidak boleh dilanggar.

Kedua, ada ibadah yang caranya, waktunya dan tempatnya tidak diatur secara khusus oleh Allah SWT.

Contohnya Membaca Al Quran, menyelenggarakan pengajian, membuat majelis, membaca dzikir, membaca sholawat dsb. maka ini adalah contoh ibadah yg tempatnya, waktunya dan caranya tidak diatur khusus oleh Allah swt. Artinya _ayyumakânin_ dimanapun tempat dan waktu, sunnah untuk memperbanyak ibadah ini.

  1. Membuat Waktu Khusus untuk Ibadah Sunnah

Bagaimana jika kita membuat sebuah aturan sendiri?, misalnya : “Saya setiap hari Kamis, ba’daMaghrib hingga Isya’ membaca Lâilâhaillallâh Lantas boleh atau tidak ?

عنعائشة – رضياللهعنها – قالت: سئلالنبي – صلىاللهعليهوسلم -: أَيُّالْأَعْمَالأَحَبُّإِلَىاللهِ؟قَالَ: أَدْوَمُهَاوَإِنْقَلَّ

Dari Siti Aisyah  -radliallâhu ‘anhâ-  ia berkata bahwa Nabi SAW pernah ditanya “Amalan apa yang paling dicintai Allah ?” Beliau menjawab, “Amalan yang paling istiqomah meskipun sedikit”

(HR. Bukhori no. 6465)

Lihat bagaimana jawaban Nabi SAW, bahwa *amalan yang paling dicintai Allah adalah amalah yang paling rutin, istiqomah, continue.

Nah kenapa kita membuat Pengajian setiap ahad pahing?? Jawabannya tak lain dan tak bukan adalah agar bisa istiqomah.

Tujuannya adalah istiqomah

Sedangkan keistiqomahan membaca yasin, alquran dan kalimat thoyibah di hari ke 3,7,40 itu sudah istiqomah diajarkan oleh para Ulama’ yang berdakwah di Nusantara sejak sebelum zaman Walisongo, dilanjutkan oleh Walisongo, kemudian dilanjutkan oleh para kyai dan ulama2 yg ada di Nusantara ini hingga sekarang.

Sehingga berusaha mengamalkan sabda Nabi Muhammad bahwa amalkan sesuatu ygistiqomah akan terus dipertahankan ilâyaumilqiyamah.

واللهأعلمبالصواب

Sampai bertemu dikajianyasinan berikutnya.