Oleh Gus Ahmad Rifai
بسماللهوالحمدللهوالصلاةوالسلامعلىسيدنارسولاللهوعلىآلهوصحبهومنواله
Nabiku, Nabi kalian, dan Nabi kita semua, Rasul Muhammad ﷺmerupakan seorang manusia. Dalam Aqidah Ahlussunnah wal Jamâ’ah ini merupakan sifat Jaiz Nabi ﷺ.
Sifat kemanusiaan yang ada pada diri Nabi ﷺini bukan merupakan kekurangan bagi beliau, tapi justru merupakan kelebihan yang luar biasa, karena walaupun beliau manusia, tidur, menikah, dan makan seperti kita, tetapi Beliau dapat mengarahkan semua hal untuk Allah ta’âlâ. Bukankah itu sebuah kelebihan yang luar biasa ?
Kelebihan yang lain adalah berupa keistimewaan yang diberikan oleh Allah ta’âlâ khusus pada diri Rasul Muhammad ﷺ.
Hal ini yang pada waktu belakangan menjadi tabu karena sifat keistimewaan Nabi ﷺini justru dikesampingkan, bahkan diingkari dengan dalih bahwa Nabi ﷺadalah manusia biasa.
Padahal, kita kaum Ahlussunnah wal Jama’ah telah sangat sering mendengarkan sya’ir
مُحَمَّدٌبَشَرٌلَاكَالْبَشَرِ
بَلْهُوَكَالْيَاقُوْتِبَيْنَالْحَجَرِ
Muhammad ﷺadalah manusia, tapi tak seperti manusia biasa
Bahkan ia bagai batu permata, diantara batu-batu kerikil
Syair senada juga dituliskan Imam Bushiri rahimahullâhdalam Qoshidah Burdahnya yang tersohor itu dengan lafadz
فَمَبْلَغُالعِلْمِفِيهِأَنَّهُبَشَرٌ
Telah sampai pengetahuan bahwa sesungguhnya ia ﷺadalah seorang manusia
Diriwayatkan, sampai pada bait ini, tiba-tiba Imam Bushiri rahimahullâh kehilangan kata-kata, hingga akhirnya beliau tertidur. Pada tidurnya, beliau bermimpi berjumpa dengan Rasul Muhammad ﷺ, dan kemudian Beliau ﷺmenambahi syair Imam Bushiri dengan lafadz
وَأَنَّهُخَيْرُخَلْقِاللهِكُلِّهِمِ
Dan sesungguhnya Nabi ﷺadalah semulia-mulia dari seluruh makhluqnya Allah ta’âlâ
Agaknya, Rasul Muhammad ﷺingin menekankan bahwa meskipun beliau manusia, tapi keistimewaan Beliau tidak bisa ditandingi dan dibandingkan oleh siapapun juga.
Berikut ulasan lengkapnya.
Kami sangat mengharapkan untuk dibaca sampai akhir, karena dipoin terakhir terdapat pembahasan yang relevan dengan situasi yang terjadi akhir-akhir ini.
Nabi ﷺBerada Dalam Pengawasan Spesial dari Allah ta’âlâ
Allah ta’âlâ berfirman,
فَإِنَّكَبِأَعْيُنِنَا
“Maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami” (QS. Ath-Thur: 48)
Nama “Ahmad” atau “Muhammad” sejak zaman dahulu telah dipersiapkan oleh Allah ta’âlâ. Syeikh Ahmad bin Zaini Dahlan Al Hasani menyebutkan,
أناللهتعالىلماخلقآدمعليهالسلامألهمهاللهأنقال : ياربلمكنيتنيأبامحمد؟قالاللهتعالى : ياآدمإرفعرأسكفرفعرأسهفرأىنورمحمدصلىاللهعليهوسلمفيسرادقالعرشفقال : ياربماهذاالنور؟قال : هذانورنبيمنذريتكإسمهفيالسماءأحمدوفيالأرضمحمد لولاهماخلقتكولاخلقتسماءولاأرضا
“Bahwa sesungguhnya ketika Allah ta’âlâ menciptakan Nabi Adam ‘alaihissalâm maka Allah SWT memberi ilham kepada Nabi Adam ‘alaihissalâm untuk bertanya kepada-Nya: Ya Allah, kenapa Engkau juluki aku dengan “Abu Muhammad” (Bapaknya Muhammad)?
Maka Allah ta’âlâ menjawab : Hai Adam, angkatlah kepalamu. Maka Nabi Adam ‘alaihissalâm kemudian mengangkat kepalanya. Seketika itu Nabi Adam ‘alaihissalâm melihat Nur (cahaya) Nabi Muhammad ﷺmeliputi ‘Arsy.
Nabi Adam ‘alaihissalâm bertanya: Ya Allah, Nur siapa ini ?
Allah ta’ala menjawab: Ini adalah Nur seorang Nabi ﷺdari keturunanmu, di langit namanya Ahmad, di bumi namanya Muhammad. Kalau bukan karena dia ﷺniscaya Aku tidak akan menciptakan kamu, langit dan bumi.” (al Sirah al Nabawiyyah Juz 1 hal. 15)
Dalam riwayat yang lain, Imam Ibnu Katsir dalam kitabnya al Bidayah wa al Nihayah Juz 1 hal. 263 menyebutkan
قالمحمدبنإسحقفكانتآمنةأمرسولاللهصلىاللهعليهوسلمتحدثتأنهاأتيتحينحملتبرسولاللهصلىاللهعليهوسلمفقيللهاإنكقدحملتبسيدهذهالأمة, فإذاوقعفسميهمحمدافإنإسمهفيالتوراةأحمديحمدهأهلالسماءوأهلالأرضواسمهفيالإنجيلأحمديحمدهأهلالسماءوأهلالأرضواسمهفيالقرآنمحمد .
Muhammad bin Ishaq berkata,
“Sesungguhnya Ibunda Rasulullah ﷺbercerita bahwa ketika beliau mengandung Rasulullah ﷺ, datang seorang utusan Allah ta’âlâ (malaikat) kepada beliau dan ia berkata: Sesungguhnya engkau telah mengandung Nabi Agung yang kelak menjadi pemimpin umat manusia. Maka, apabila ia lahir kelak, berilah ia nama “Muhammad”. Karena di Kitab Suci Taurat dan Injil, beliau adalah bernama Ahmad, insan sempurna yang dipuji oleh seluruh penghuni langit dan bumi. Dan di Kitab Suci Al-Qur’an, beliau bernama Muhammad.
Kesempurnaan Akhlaq dan Adab Pada Diri Nabiﷺ
Akhlaq dan Adab Nabi ﷺmerupakan yang terbaik. Bahkan, keagungan akhlaq beliau telah dipastikan oleh Allah ta’âlâ dalam firmannya,
وَإِنَّكَلَعَلَىٰخُلُقٍعَظِيمٍ
Dan sesungguhnya engkau (Nabi Muhammad ﷺ) benar-benar berada diatas akhlaq yang agung. (QS. Al Qolam: 4)
Rasulullah ﷺbersabda,
أَدَّبَنِىرَبِّىفَأَحْسَنَتَأْدِيْبِى
“Allah telah mendidikku/mengajariku adab, maka ia sempurnakan pendidikanku/adabku.” (HR. Ibnu Hibban)
Kemuliaan Nabi ﷺtelah dirasakan Sebelum Nabi Lahir
- Wajah Ayah Nabi, Sayyid Abdullah memancarkan nur Nabi Muhammad
Sayyid Abdullah, sejak mudanya telah memancarkan sinar, bahkan membuat orang-orang disekitarnya terheran-heran. Syeikh Ahmad Bin Zaini Dahlan
وكانأيعبداللهأحسنرجلفيقريشخلقاوخلقاوكاننورالنبيصلىاللهعليهوسلمبينافيوجههوكانأجملهمفشغفتبهنساءقريش
Bahwa sesunguhnya Sayyid Abdullah adalah insan yang paling sempurna diri dan pribadinya (pada masa itu) diantara bangsa Quraisy. Dari muka beliau nampak jelas berkemilau Nur Baginda Nabi Muhammad ﷺ. Dan tidak sedikit para wanita yang terpikat hatinya kepada beliau (berkat adanya sinar gemerlap pada wajahnya).” (al Sirah al Nabawiyyah Juz 2 hal. 42)
- Kalimat Terakhir Ibunda Nabi ﷺ, Siti Aminah Sebelum Wafat
Dalam Kitab al Khoshoish al Kubro, Imam Suyuthi mengisahkan perjalanan Ibunda Aminah bersama Nabi Muhammad ﷺyang masih berusia 6 tahun ditemani oleh Ummu Aiman untuk berziarah dimakam Sayyid Abdullah.
Ketika perjalanan pulang, Siti Aminah terkena sakit keras, dan ketika dipangku oleh Nabi ﷺ, Siti Aminah mengucapkan kata-kata indah nan menyentuh hati
بَارَكَاللّٰهُفِيْكَمِنْغُلَامٍ
يَاابْنَالَّذِيْمِنْحَوْمَةِالْحِمَامِ
نَجَابِعَوْنِالْمَلِكِالْعَلَّامِ
فُوْدِيَغَدَاةَالضَّرْبِبِالسِّهَامِ
بِمِائَةٍمِنْإِبِلٍسَوَامٍ
إِنْصَحَّمَاأَبْصَرْتُفِيالْمَنَامِ
فَأَنْتَمَبْعُوْثٌإِلىَالْأَنَامِ
مِنْعِنْدِذِيالْجَلَالِوَالْاِكْرَامِ
تُبْعَثُفِيالْحِلِّوَفِيالْحَرَامِ
تُبْعَثُبِالتَّحْقِيْقِوَالْاِسْلَامِ
دِيْنُاَبِيْكَالْبَرِّاِبْرَاهَامِ
تُبْعَثُبِالتَّحْقِيْقِوَالْاِسْلَامِ
أَنْلَّاتُوَالِيْهَامَعَالْأَقْوَامِ
فَاللّٰهَاَنْهَاكَعَنِالْاَصْنَامِ
الخصائصالكبرىللسيوطي
“Semoga Allah memberkati engkau wahai anakku, wahai putraku yang dinaungi dengan cinta kasih sayangnya Allah.
Engkau pernah terselamatkan dengan atas pertolongan Raja Maha Raja Yang Maha Mengetahui (Allah ta’âlâ).
Bahkan tebusan nyawamu pun ketika engkau akan menjadi Rasul nanti, jiwamu menjadi tebusan bahwa semua sahabatmu dan orang-orang yang ada di dekatmu wahai Muhammad ﷺ, mereka akan mengorbankan semua jiwa dan raganya untukmu agar engkau menang dan bahagia.
Dan engkau adalah seorang anak yang pernah ditebus oleh kakekmu dengan 100 ekor unta, engkaulah seorang putra dari Abdullah bin Abdul Muthallib dimana ayahmu pernah ditebus oleh ayahnya yaitu Abdul Muthallib dengan 100 ekor unta.
Jika yang kulihat di dalam mimpiku adalah benar, maka engkaulah seorang yang akan diutus bagi seluruh umat manusia, oleh Allah yang Maha Berkuasa atas segala sesuatu.
Engkau akan diutus ke seluruh negeri, tempat yang suci.
Engkau akan diutus untuk menyempurnakan ketaatan dalam Islam, agama leluhurmu, Ibrahim.
Engkau akan diutus dengan kedamaian dan Islam.
Maka Engkau dipalingkan dari suatu kaum, maka Allah akan melindungimu dari berhala”.
كُلُّحَيٍّيَمُوتٌ،وَكُلُّجَدِيْدٍبَالٍ،وَكُلُّكَبِيْرٍيَفْنَى،وَأَنَامَيِّتَةٌ،وَذِكْرِيْبَاقٍ،وَقَدْتَرَكْتُخَيْرًا،وَوُلَدْتُطُهْرًا
“Semua yang hidup pasti akan mati, dan semua yang baru pasti akan usang. Setiap yang tua pasti akan mati, dan aku (sesaat lagi) juga akan meninggalkan dunia. Tapi namaku akan selalu dikenang. Karena aku telah meninggalkan seorang anak yang diberkahi, yang sangat baik, yang sangat mulia, dan aku pernah melahirkan seorang anak yang sangat suci seperti engkau”.
Lihatlah bagaimana Allah ta’âlâ telah memberikan ilham kepada ayah dan bunda Nabi ﷺakan kelahiran putranya yang akan menjadi penerang alam semesta.
Waktu Kelahiran Nabi ﷺ
Tanggal tepatnya kelahiran Nabi ﷺmasih diperselisihkan oleh para ulama’ _radhiallâhu ‘anhum_, seperti ibarot berikut ini
– Tanggal 2 Rabiul Awwal
فَقِيْلَلِلَيْلَتَيْنِخَلَتَامِنْهُقَالَهُابْنُعَبْدِالْبَرِّفِيالْاِسْتِيْعَابِ
Ada yang mengatakan pada tanggal 2 Rabi’ul Awwal, demikian dikatakan oleh Imam Ibnu ‘Abdil Barr didalam kitab al Istî’âb
– Tanggal 8 Rabiul Awwal
وَقِيْلَلِثَمَانٍخَلَوْنَمِنْهُحَكَاهُالْحُمَيْدِيُّعَنِابْنِحَزْمٍ. وَرَوَاهُمَالِكٌوَعَقِيْلٌوَيُوْنُسُبْنُيَزِيْدَوَغَيْرُهُمْعَنِالزُّهْرِيِّعَنْمُحَمَّدِبْنِجُبَيْرِبْنِمُطْعِمٍ
Ada yang mengatakan tanggal 8 Rabi’ul Awwal, demikian diceritakan oleh Imam Humaidi dari Imam Ibnu Hazm. Hal ini diriwayatkan oleh Imam Malik, Aqil, Yunus bin Yazid dan lainnya dari Az Zuhri dan Muhammad bin Jubair bin Muth’im.
– Tanggal 10 Rabiul Awwal
وَقِيْلَلِعَشْرٍخَلَوْنَمِنْهُنَقَلَهُابْنُدِحْيَةَفِيْكِتَابِهِوَرَوَاهُابْنُعَسَاكِرَعَنْأَبِيْجَعْفَرٍاَلْبَاقِرِ
Ada yang mengatakan tanggal 10 Rabi’ul Awwal, sebaimana dikutip oleh Imam Ibnu Dihyah didalam kitabnya. Dan diriwayatkan oleh Imam Ibnu Asakir dari Imam Abu Ja’far Al Baqir.
– Tanggal 12 Rabiul Awwal, inilah pendapat yang paling masyhur dikalangan para ulama-il muslimîn.
وَالْمَشْهُوْرُالَّذِيْعَلَيْهِالْجُمْهُوْرُأَنَّهُوُلِدَيَوْمَالْإِثْنَيْنِثَانِيَعَشَرَرَبِيْعِالْأَوَّلِوَهُوَقَوْلُابْنِإِسْحَاقَوَغَيْرِهِ
Pendapat yang masyhur menurut jumhur bahwa Nabi Muhammad ﷺdilahirkan pada hari Senin tanggal 12 Rabiul Awwal. Itu adalah pendapat Imam Ibnu Ishaq dan yang lainnya. (Al Hafizh Ibnu Rajab dalam Kitab Lathâ-iful Ma’ârif Fîmâ li mawásim al ‘Âm min Wadzâif hal. 101)
وَقِيْلَلِثِنْتَيْعَشْرَةَخَلَتْمِنْهُنَصَّعَلَيْهِاِبْنُإِسْحَاقَوَرَوَاهُابْنُأَبِيْشَيْبَةَفِيْمُصَنَّفِهِعَنْعَفَّانَعَنْسَعِيْدِبْنِمِيْنَاعَنْجَابِرٍوَابْنِعَبَّاسٍأَنَّهُمَاقَالَا: وُلِدَرَسُوْلُاللهِصَلَّىاللهُعَلَيْهِوَسَلَّمَعَامَالْفِيْلِيَوْمَالْاِثْنَيْنِاَلثَّانِيَعَشَرَمِنْشَهْرِرَبِيْعِالْأَوَّلِوَفِيْهِبُعِثَوَفِيْهِعُرِجَبِهِإِلَىالسَّمَاءِوَفِيْهِهَاجَرَوَفِيْهِمَاتَ. وَهَذَاهُوَالْمَشْهُوْرُعِنْدَالْجُمْهُوْرِوَاللهُأَعْلَمُ.
Ada yang mengatakan tanggal 12 Rabiul Awwal. Demikian ditetapkan oleh Imam Ibnu Ishaq. Dan diriwayatkan hadits riwayat Imam Ibnu Abu Syaibah didalam Kitab Mushannafnya, dari Affan, dari Sa’id bin Mina, dari sahabat Jabir dan Ibnu Abbas, sesungguhnya keduanya berkata : “Rasulullah ﷺdilahirkan pada Tahun Gajah, hari Senin, tanggal 12 rabi’ul Awwal. Pada hari itu Nabi diutus, pada hari itu Nabi mi’raj ke langit, pada hari itu Nabi hijrah dan pada hari itu Nabi wafat.” Inilah yang masyhur menurut ulama Jumhur. Wallâhu a’lam.
Adapun hari kelahiran beliau ﷺadalah Hari Senin, para Ulama sepakat mengenai hal ini.
Al Hafizh Ibnu Katsir dalam Kitab Al Bidayah wa al Nihayah Juz 2 hal. 319-320, menuliskan
بَابُمَوْلِدِرَسُوْلِاللهِصَلَّىاللهُعَلَيْهِوَسَلَّمَ
Bab Maulid (Hari Lahir) Rasulullahﷺ
وُلِدَصَلَوَاتُاللهِعَلَيْهِوَسَلَامُهُيَوْمَالْإِثْنَيْنِ.
لِمَارَوَاهُمُسْلِمٌفِيْصَحِيْحِهِمِنْحَدِيْثِغَيْلَانَبْنِجَرِيْرِبِنِعَبْدِاللهِبْنِمَعْبَدٍاَلزِّمَّانِيِّعَنْأَبِيْقَتَادَةَأَنَّأَعْرَابِيًّاقَالَيَارَسُوْلَاللهِ،مَاتَقُوْلُفِيْصَوْمِيَوْمِالْاِثْنَيْنِفَقَالَ: ” ذَاكَيَوْمٌوُلِدْتُفِيْهِوَأُنْزِلَعَلَيَّفِيْهِ
Rasulullah ﷺdilahirkan pada hari Senin. Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim didalam kitab shahihnya, dari hadits riwayat Ghailan bin Jarir bin Abdullah bin Ma’bad Azzimmani dari Abu Qatadah, bahwasanya seorang A’rabi bertanya: “Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu tentang puasa hari Senin ?”. Beliau menjawab: “Hari Senin ialah hari aku dilahirkan dan pada hari itu pula diturunkan wahyu kepadaku.”
Adapun tahun lahirnya Nabi ﷺdisebut dengan Tahun Gajah karena adanya peristiwa Rencana Penghancuran Kakbah oleh Raja Abrahah dengan menggunakan pasukan gajah.
وَأَمَّاعَامُوِلَادَتِهِفَالْأَكْثَرُوْنَعَلَىأَنَّهُعَامُالْفِيْلِ
Adapun tahun kelahiran Nabi ﷺmayoritas ulama menyebutkan tahun kelahiran beliau ﷺadalah tahun gajah.
Adapun menurut Masehi, telah dilakukan penelitian oleh para Ulama, bahwa hari lahirnya Nabi ﷺbertepatan dengan 20 April 571 Masehi.
Imam Suhaili dalam Kitab Al Raudh al Anif fî Syarh al Sîrah Al Nabawiyyah Juz 1 hal. 283,
وَأَهْلُالْحِسَابِيَقُوْلُوْنَ: وَافَقَمَوْلِدُهُمِنْالشُّهُوْرِالشّمْسِيّةِنَيْسَانَ،فَكَانَتْلِعِشْرِيْنَمَضَتْمِنْهُ
Ahli hisab berkata: “Kelahiran Nabi bertepatan dengan Naisan (April) betepatan dengan tanggal 20 pada bulan tersebut.
Syeikh Muhammad Khudhari bin Syeikh Afifi al Bajuri H) dalam kitab Nûr al Yaqîn Fî Sîrati Sayyid al Mursalîn hal. 9,
وَقَدْحَقَّقَاَلْمَرْحُوْمُمَحْمُودبَاشَااَلْفَلَكِيُّأَنَّذَلِكَكَانَصَبِيْحَةَيَوْمِالْاِثْنَيْنِتَاسِعَرَبِيْعِالْأَوَّلِاَلْمُوَافِقُلِلْيَوْمِالْعِشْرِيْنَمِنْأَبْرِيْلَ /نَيْسَانَسَنَةَ 571 مِنَالْمِيْلَادِ،وَهُوَيُوَافِقالسَّنَةَالْأُوْلَىمِنْحَادِثَةِالْفِيْلِ.
Almarhum Mahmud Basya, ulama ahli falak mengatakan sesungguhnya hari lahirnya Nabi Muhammad ﷺpada pagi hari Senin adalah tanggal 9 Rabiul Awwal yang bertepatan dengan tanggal 20 April / Naisan tahun 571 M bertepatan dengan tahun gajah.
Sesuatu yang Luar Biasa saat Kelahiran Nabi
Ada beberapa kejadian luar biasa yang ditulis oleh para ahli sejarah berdasarkan Hadits dan atsar para sahabat serta kalam para ulama.
Yaitu ketika Nabi ﷺlahir, pandangan beliau mengarah ke langit, dan dari wajahnya terpancar sinar yang terang benderang, bahkan orang yang ketika itu berada di kamar untuk membantu persalinan (diantara yang ada diruangan itu adalah Siti Aminah Ibunda Nabi, Siti Syaffa’, dll.) dapat melihat hingga bangunan kerajaan kekaisaran kerajaan Romawi dan Syam.
Berikut ibarotnya :
– Sabda Nabi ﷺ
قَالَرَسُوْلُاللهِصلىاللهعليهوسلم : إنِّيعندَاللهِمَكتوبٌبخاتَمِالنَّبيِّينَوإنَّآدَمَلِمُنْجَدِلٌفيطينتِهوسأُخبِرُكمبأوَّلِذلك : دعوةُأبيإبراهيمَوبِشارةُعيسىورؤياأمِّيالَّتيرأَتْحينَوضَعَتْنيأنَّهخرَجمنهانورٌأضاءَتْلهامنهقصورُالشَّامِ
Sesungguhnya aku tercatat disisi Allah sebagai penutup para Nabi, sedangkan saat itu Nabi Adam sedang dalam penciptaan, dan aku kabarkan kepada kalian bahwa perkara yang aku dapat (sebagai keistimewaan dari Allah) di awal kenabian adalah dakwahnya kakek moyangku, yaitu Nabi Ibrahim (yang mendakwahkan agama tauhid), kabar gembira dari Nabi Isa (yang mengabarkan kepada umatnya tentang kenabianku) dan penglihatan ibuku yang ketika ia melahirkanku, keluarlah sinar yang terang benderang hingga ia bisa melihat kekaisaran syam (dalam riwayat yang lain, kekaisaran romawi). (HR. Ahmad, Thobroni, Hakim, dan Ibnu Hibban, juga termaktub pada Kitab al Fadhoil wa al Syamail)
– Maulid Ad Diba’i karangan Imam Abdur Rahman Ad-Diba’i
فاهتزالعرشطرباواستبشاراوازدادالكرسيهيبةووقاراوامتلأتالسمواتأنواراوضجتالملائكةتهليلاوتمجيداواستغفارا
“Sesungguhnya (pada saat kelahiran Baginda Nabi Muhammad SAW), ‘Arsy seketika bergoncang hebat luar biasa meluapkan kebahagiaan dan kegembiraannya, dan Kursiy juga semakin tambah kewibawaan dan keagungannya, dan seluruh langit dipenuhi cahaya yang bersinar terang dan para malaikat seluruhnya serentak bergemuruh memanjatkan tahlil, tamjid dan istighfar.
وَوُلِدَصَلَّىاللهُعَلَيْهِوَسَلَّمَمَخْتُوْنًابِيَدِالْعِنَايَةِ
مَكْحُوْلاًبِكُحْلِالْهِدَايَةِ
فَأَشْرَقَبِبَهَآئِهِالْفَضَا
وَتَلَأْلَأَالْكَوْنُمِنْنُوْرِهٖوَأَضَا
وَدَخَلِفِيْعَقْدِبَيْعَتِهٖمَنْبَقِـيَمِنَالْخَلَآئِقِكَمَادَخَلَفِيْهَامَنْمَّضٰـى
أَوَّلُفَضِيْلَةِالْمُعْجِزَاتِ
بِخُمُوْدِنَارِفَارِسَوَسُقُوْطِالشُّــرُفَاتِ
وَرُمِيَتِالشَّيَاطِيْنُمِنَالسَّمَآءِبِالشُّهُبِالْمُحْرِقَاتِ
وَرَجَعَكُلُّجَبَّارٍمِنَالْجِنِّوَهُوَبِصَوْلَةِسُلْطَنَتِهٖذَلِيْلٌخَاضِعٌ
لَمَّاتَأَلَّقَمِنْسَنَاهُالنُّوْرُالسَّاطِعُ
وَأَشْرَقَمِنْبَهَآئِهِالضِّيَاءُاللاَّمِعُ
حَتَّىعُرِضَعَلىٰ الْمَرَاضِعِ
Nabi Muhammad ﷺdilahirkan dalam keadaan telah berkhitan dengan pertolongan Allah.
Bercelak dengan celak petunjuk Allah.
Dengan keindahannya, padang gurun yang luas pun tersinarkan
Dari sebab cahayanya keadaan alam semesta menjadi terang-benderang.
Dan makhluk-makhluk setelahnya pun segera masuk dalam ikatan baiatnya, sebagaimana makhluk- makhluk terdahulu pernah memasukinya
Mukjizat agung pertamanya.
Dengan padamnya api sesembahan di negeri Persia, bersamaan dengan runtuhnya gedung-gedung kehormatan
Dan dilemparkannya setan-setan dari langit dengan bintang-bintang yang membakar.
Seketika, semua raja jin yang dengan angkuh menguasai kerajaannya menjadi hina dan tunduk.
(Semua itu terjadi) ketika cahaya (Nabi Muhammad SAW) yang cemerlang memancar.
Dan menjadi teranglah semesta raya dengan keindahan cahaya yang gemerlap.
Sampai tiba waktunya nabi diserahkan kepada wanita yang menyusui
– Maulid Al Barzanjiy, karangan Syeikh Ja’far Al Barzanjiy
وولدصلىاللهعليهوسلمنظيفاًمختوناًمقطوعالسربيدالقدرةالإلهية
طيباًدهيناًمكحولةبكحلالعنايةعيناه.
Beliau dilahirkan dalam keadaan bersih, telah dikhitan, dan dipotong pusatnya dengan tangan (kekuasaan) Tuhannya.
Harum, berminyak rambut, dan sepasang matanya telah bercelak dengan celak dari Tuhan
وظهرعندولادتهصلىاللهعليهوسلمخوارقوغرائبغيبية
إرهاصاًلنبوتهوإعلاماًبأنهمختاراللهتعالىومجتباه
Telah tampak keajaiban dan hal-hal menakjubkan diluar kebiasaan ketika lahirnya Nabi ﷺ. Menunjukkan irhash (kelebihan dari Allah) atas tanda nubuwahnya dan sebagai berita bahwa sesungguhnya ia merupakan makhluk pilihan Allah dan makhluk terkasihnya.
– Maulid Simtud Duror karangan Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi
وَقَدْوَرَدَأَنَّهُ وُلِدَمَخْتُوْناًمَكْحُوْلاًمَقْطُوْعَالسُّرَّة. تَوَلَّتْذَلِكَلِشَرَفِهِعِنْدَاللهِأَيْدِىالْقُدْرَةِ
Dan telah diriwayatkan bahwa beliau dilahirkan dalam keadaan telah terkhitan, bercelak, dan tali pusarnya telah terpotong bersih.
Semua itu terlaksana dengan kuasa qudrah llahi. Berkat keluhuran kedudukannya, di sisi Tuhannya._
فَقَدْوَرَدَعَنْعَبْدِالرَّحْمَنِبْنِعَوْفٍعَنْاُمِّهِالشَّفَّاءِرَضِيَاللهُعَنْهُمَا ﴿﴾ قَالَتْلَمَّاوَلَدَتْاَمِنَةُرَضِيَاللهُعَنْهَارَسُوْلَاللهِصَلَّىاللهُعَلَيْهِوَسَلَّمَوَقَعَعَلَىيَدَيَّفَاسْتَهَلَّفَسَمِعْتُقَائِلاًيَقُوْلُرَحِمَكَاللهُاَوْرَحِمَكَرَبُّكَ ﴿﴾ قَالَتِالشَّفَّاءُفَاَضَآءَلَهُمَابَيْنَالْمَشْرِقِوَالْمَغْرِب ﴿﴾ حَتَّىنَظَرْتُاِلَىبَعْضِقُصُوْرِالرُّوْمِ ﴿﴾ قَالَتْثُمَّاَلْبَسْتُهُوَاَضْجَعْتُهُفَلَمْاَنْشَبْعَنْغَشِيَتْنِى ﴿﴾ فَسَمِعْتُقَائِلًايَقُوْلُاَيْنَذَهَبْتَبِهِقَالَاِلَىالْمَغْرِبِ ﴿﴾ وَاَسْفَرَذَالِكَعَنِّي ﴿﴾ ثُمَّعَاوَدَنِيالرُّعْبُوَظُلْمَةُوَالْقُشَعْرَيْرَةُعَنْيَسَارِي ﴿﴾ فَسَمِعْتُقَائِلًايَقُوْلُاَيْنَذَهَبْتَبِهِقَالَاِلَىالْمَشْرِقِ ﴿﴾ قَالَتْفَلَمْيَزَالِالْحَدِيْثُمِنِّيعَلَىبَالٍحَتَّىابْتَعَثَهُاللهُ ﴿﴾ فَكُنْتُمِنْاَوَّالٍالنَّاسِاِسْلَامًا
Sebagaimana diriwayatkan Abdurrahman bin Auf dari ibunya bernama Syaffaa’ (semoga Allah meridhai keduanya), pada saat Rasulullah ﷺdilahirkan oleh Aminah. la kusambut dengan kedua telapak tanganku. Dan terdengar tangisnya pertama kali. Lalu kudengar suara berkata, ‘Semoga rahmat Allah atas dirimu.’ Dan aku pun menyaksikan cahaya benderang di hadapannya. Menerangi hingga timur dan barat. Sampai aku dapat melihat sebagian bangunan kerajaan kekaisaran Romawi.
Kemudian kubalut ia dalam pakaiannya dan kutidurkan. Namun tiba-tiba muncul kegelapan dan ketakutan datang meliputi diriku dari arah kananku, sehinggaku menggigil karenanya. Lalu kudengar suara bertanya, ‘Ke mana ia kau bawa pergi?’. ‘Ke barat!’ jawab suara lainnya.
Lalu perasaan itu menghilang dari diriku. Namun sejenak kemudian kembali lagi. Kegelapan dan ketakutan meliputi diriku datang dari sebelah kiri hingga tubuhku menggigil karenanya.
Dan kudengar lagi suara bertanya, ‘Ke mana ia kau bawa pergi?’. ‘Ke timur!’ jawab suara lainnya.
Peristiwa itu melekat dalam pikiranku. Sampai tiba saat beliau menjadi utusan Allah. Maka aku pun termasuk di antara orang-orang pertama. Yang mengikutinya dalam lslam.
Jika sudah begitu, relakah jika Nabimu disejajarkan dengan manusia lainnya ?
Tak sakit hatikah engkau jika Nabimu dianggap tidak memiliki keistimewaan bahkan ketika kelahirannya disamakan dengan bayi pada umumnya ?
Yuk, cintai Nabi ﷺsepenuh hati